Selasa, 01 Mei 2012

Sakit Di Bulan Ramadhan

Di dalam ruangan yang tidak begitu besar, Pepeng tengah berbaring di atas sebuah ranjang, yang kerap terlihat di kamar pasien di rumah sakit. Ruangan tersebut memang lebih terlihat sebagai kamar pasien yang biasa menghiasi rumah sakit. Pasalnya, segala macam jenis perlengkapan kamar pasien ada di dalam kamar Pepeng. Meski demikian, penyakit yang dideritanya bukan menjadi halangan bagi dirinya untuk berkarya. Lihat saja bagaimana gigihnya Pepeng meraih gelar S2 beberapa waktu lalu. Meski harus berada di atas kursi roda, Pepeng ternyata masih mampu mengikuti ujian tertulis dan merampungkan karya tulisnya.
Bahkan ia berencana untuk melanjutkan pendidikannya untuk meraih gelar S3. “Mudah-mudahan saya mampu meraih S3,” ungkap Pepeng sembari berharap. Semangat dari dalam diri sendirilah yang membuatnya mampu meraih prestasi yang cukup mengagumkan.
Di bulan Ramadhan ini, Pepeng merasakan adanya perbedaan dibandingkan ketika dua tahun lalu, pada saat ia masih sehat. “Banyak sekali perbedaannya menjalani bulan Ramadhan ketika sakit,” tutur Pepeng. Bila ketika masih sehat, Pepeng sangatlah aktif melakukan berbagai macam kegiatan di bidang entertainment, maka kini ia hanya mampu tergolek di atas ranjang. Meski begitu, Pepeng masih bisa melakukan kegiatan walaupun hanya di atas tempat tidur. “Saya memanfaatkan waktu dengan membaca buku dan browsing internet,” tutur Pepeng. Dengan begitu, Pepeng mengaku selama sakit, ia tak pernah ketinggalan informasi dan berita terbaru dari negeri seberang sekalipun. “Saya sering chating juga dengan teman saya yang berada di luar negeri,” ujar Pepeng.
Mungkin bagi sebagian orang, penyakit yang datang dianggap sebagai cobaan. Tapi tidak bagi Pepeng. Baginya, penyakit MS yang termasuk langka di dunia ini bukanlah cobaan dalam hidupnya. Melainkan sebuah bentuk kasih sayang Allah kepada dirinya. Ia menganggap bahwa melalui penyakit ini, ia mampu melakukan segala sesuatu pekerjaan yang belum tentu dapat dilakukan ketika dirinya masih sehat. Salah satu contohnya adalah pada saat meraih gelar S2 Psikologi Sosial di Universitas Indonesia (UI). “Mungkin kalau saya masih sehat, saya belum tentu menyelesaikan S2 saya,” ungkap Pepeng. Tak hanya itu saja, Pepeng juga mengakui lebih menghargai arti hidup ketimbang ketika masih sehat waktu dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar