Pada awal mulanya, Pepeng dan keluarga tidak mengetahui jenis
penyakit yang menyerangnya. Mereka diombang-ambingkan kebingungan dan
ketidakpastian akan penyakit tersebut selama kurang lebih 5 bulan.
Penyakit yang menyerang Pepeng dapat diketahui setelah melakukan
pemeriksaan ke Prof. DR Jusuf Misbach di RSCM. Ada beberapa metode
pemeriksaan yang tidak dilakukan dirumah sakit sebelumnya seperti MRI,
EMG, pemeriksaan cairan otak serta pengambilan sumsum tulang belakang
yang hasilnya dikirim langsung ke Amerika Serikat untuk diteleti lebih
lanjut. Pada 5 November 2005, Prof Misbach melaporkan hasil laboratorium
dari AS kepada Pepeng. Dari situlah ia tahu kalau penyakitnya bernama
multiple sclerosis. Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa
menyembuhkan total penyakit tersebut. Adapaun obat yang telah diciptakan
hanya untuk memperpanjang jarak kambuh si penderita.
Dikarenakan belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit multiple
scleriosis, mekanisme coping yang dilakukan oleh Pepeng untuk
mengurangi rasa sakit yang dideritanya dengan cara merubah mind-set
pada dirinya bahwa semua yang ia rasakan adalah anugerah dari Allah.
Selain itu, beliau semakin mendekatkan diri kepada Allah agar mendapat
kesehatan secara rohani yang mana apabila ia sehat secara rohani,
setidaknya hal-hal yang berhubungan dengan jasmani terasa lebih
sederhana. Tips yang beliau gunakan untuk melawan rasa sakit tersebut
adalah iman. Dengan mempertebal iman, setiap hal yang
kita alami, bisa dipandang dari sudut pandang positif dan Pepeng ikhlas
menerima semua ketetapan Allah. Sumber-sumber yang efektif dalam melawan
penyakitnya (GRR) itu adalah iman, keluarga, juga masyarkat yang selalu
mendukung dengan kunjungan mereka kerumah Pepeng, beliau tidak pernah
diliputi rasa kesepian.
Apabila ditelaah dalam elemen yang terkandung pada sense of coherence,
Pepeng mempunyai keyakinan akan dukungan yang diberikan kepada dirinya
tidak hanya dari keluarga tercinta tetapi juga dari masyarakat luas
(manageability elemen). Selain itu, beliau yakin bahwa penyakit yang
sedang dialaminya adalah sesuatu yang sudah diatur oleh Allah oleh sebab
itu Pepeng tetap mempunyai makna hidup untuk bersyukur dan puas akan
kehidupannya dengan aspek positive dan negative yang telah terjadi
dihidupnya (comprehensibility dan meaningfulness elemen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar